Pertanyaan
Apakah ada cara lain untuk mengikat logam emas pada kegiatan penambangan selain menggunakan air raksa?
Selain Emas adakah logam lain yang dapat di ikat oleh air raksa?
Tolong informasinya..
Selain Emas adakah logam lain yang dapat di ikat oleh air raksa?
Tolong informasinya..
Jawaban
Dalam melakukan ekstraksi ada 2 macam proses yakni :
1.Amalgamasi
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au – Hg).Merkuri akan membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina. (Merkuri adalah nama lain untuk air raksa)
2. Sianida
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
Nah kesimpulannya selain menggunakan air raksa (amalgamasi) dapat digunakan Sianida (Sianidasi) untuk selain emas seluruh logam dapat diikat oleh air raksa kecuali besi dan platina.
Kegunaan Air Raksa
Raksa
(air raksa/merkuri) merupakan unsur logam yang sangat berat. Logam ini
berbentuk cair pada suhu ruangan, mengkilap, berwarna putih keperakan,
mudah menguap pada suhu kamar, dan tidak berbau. Raksa terbentuk secara
alami di alam dan terdapat dalam berbagai bentuk. Dalam bentuk murni
raksa dikenal sebagai “logam” raksa (Hg (O) atau HgO). Di alam, raksa
dibebaskan dari gunung berapi, penguapan dari tanah dan permukaan air,
melalui endapan mineral, dalam batu bara dan kebakaran hutan.
Bijih utama raksa adalah cinnabar. Bijih cinnabar telah disaring untuk kandungan raksanya sejak abad ke-15 atau 16 sebelum Masehi. Logam ini diproduksi dengan cara memanaskan cinnabar pada suhu di atas 540 oC dan dengan cara mengembunkan uapnya. Bijih raksa akan menguap, dan uap-uap tersebut kemudian diambil dan didinginkan untuk membentuk logam cair raksa. Logam ini mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti emas, perak, dan timah (disebut juga amalgam).
Logam raksa banyak digunakan di laboratorium untuk pembuatan termometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat lainnya. Raksa juga digunakan dalam pembuatan lampu uap merkuri, pembuatan baterai, dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah untuk pembuatan pestisida, gigi buatan, pelapis cermin dan lainnya.
Walaupun mempunyai banyak kegunaan, namun raksa merupakan racun yang berbahaya karena dapat diserap melalui kulit, saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Raksa merupakan sumber polusi yang membahayakan dan sekarang ini diketahui banyak ditemukan di air dan sungai. Oleh karena itu, penggunan raksa telah dilarang atau sangat dibatasi di sejumlah negara karena dampaknya terhadap manusia dan lingkungan.
Secara alamiah, pencemaran raksa berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang melewati tumpukkan raksa di dalam tanah. Apabila masuk ke dalam perairan, raksa mudah berkaitan dengan klor yang ada dalam air laut dan membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk ini, raksa mudah masuk ke dalam plankton. Jika plankton ini dimakan oleh ikan ataupun hewan laut lainnya dan hewan laut ini dimakan manusia, maka akan menimbulkan keracunan bahkan dapat menyebabkan kematian. Raksa mencemari lingkungan (udara, air dan tanah) terutama melalui pembakaran batu bara, insinerator limbah medis, produksi besi baja, produksi semen, pertambangan emas, limbah sampah yang mengandung raksa, dan sebagainya.
Logam raksa sangat beracun karena dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf. Keracunan yang dapat membahayakan oleh raksa dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernafasan. Uap air raksa sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan otak. Senyawa air raksa dan logam air raksa dapat mengakibatkan kerusakan susunan saraf pusat (otak), kerusakan ginjal, kerusakan hati, gangguan mental, kebutaan, gangguan pada sistem reproduksi (perkembangan janin).
Hubungi Customer service kami :